Kamis, 25 September 2014

Tugas Refleksi 2 Filsafat Ilmu: intutif dan formatif



Refleksi 2 Filsafat Ilmu
Pengertian Intuitif dan Formal

Intuitif merupakan hal – hal yang dilakukan manusia bisa berupa pengalaman – pengalaman dan kadang berlangsung cepat, tanpa adannya proses yang lama tanpa berpikir panjang. Intuitif yang dimiliki anak- anak 100%, karena sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan oleh anak- anak untuk mengeksplor pengalaman- pengalaman yang dia miliki. Dan makna formal pada orang dewasa hanya 3 – 5% . Pada kenyataanya orang dewasa yang mengendalikan apa saja yang menjadi pengalaman anak. Disinilah seakan – akan menyetting anak- anak menjadi robot, sehingga mereka kehilangan intuisinya, sebagai contoh seorang anak akan mengambil kiriman barang di JNE dengan memakai GPS, ketika anak ditanya dia tidak tahu mengambil barang tersebut di JNE yang mana, dia hanya mengikuti arah dari GPS. Contoh lagi pada pembelajaran matematika guru sebagai penggerak dimana siswa belajar, faktanya guru lebih memilih cara – cara instan dalam proses belajar mengajar, guru memberikan sebanyak – banyaknya contoh soal berikut cara penyelesaiannya, kemudian siswa diberi soal yang setipe yang mana penyelesaiainya, siswa mengikuti yang telah dicontohkan. Disini terlihat bahwa siswa hanya terpacu, terpatok, pada satu jalan penyelesaian, padahal masih banyak jalan menuju Roma. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplor ide – ide yang sebenarnya perlu digali dari masing- masing siswa. Pada hakekatnya matematika itu tidak hanya memiliki satu proses penyelesaian saja walaupun jawaban akhir itu sama. Contoh:
5 + 5 = 10
5 + 5 = 20 -10
5 + 5 = 7 + 3
       Dst
Pada anak – anak pastilah kebanyakan akan menjawab solusi yang pertama yaitu: 5 + 5 = 10
Itu karena guru hanya mencontohkan satu itu saja. Ini sama saja guru mematikan ide – ide siswa, mengajarkan siswa menjadi jiwa – jiwa pengekor, sehingga siswa akan kehilangan intuisinya. Sebaiknya peran guru sebagai pendidik harus inovatif dan kreatif dalam mengajar. Seperti mengembangkan model pembelajaran open ended, dimana siswa mengerjakan soal dengan multidimensi penyelesaian, namun hasil akhir tetap sama. Banyak guru yang belum berpikir kreatif karena dari guru sendiri tidak mau atau tidak ingin menyempatkan diri untuk berpikir inovatif, tidak mau melakukan perubahan dari waktu ke waktu, mengajar hanya bersifat konvensional saja, monoton, tidak ada menariknya, sehingga matematika dianggap “saklek” atau formal, angker, penuh rumus, oleh sebab itu mereka lebih memilih Iphone, Tablet, Hp dan barang – barang elektronik lainnya. Karena barang elektronik dari tahun ke tahun pasti mengalami perubahan diberi banyak gadget dan permainan yang sifatnya “seru”, dunia anak suka sekali dengan yang sifatnya “seru-asyik-menarik” . Bagi para guru dan pemerhati pendidikan inilah saatnya untuk segera berubah kearah yang lebih baik dimulai dari diri sendiri “ibda’ binnafsi”.

Alat Peraga Matematika Sederhana 1

Alat Peraga Matematika Sederhana Terkadang guru dalam kelas bingung membuat alat peraga matematika yang cocok dengan pembelajaran di ...