Rabu, 15 Oktober 2014

Rasionalisme ( Refleksi: Jum'at - 10- september 2014/ pukul 10.00 WIB)



Rasionalisme

Sebagai pelopor aliran rasionalisme adalah Rene Descrates,  berpendapat bahwa: “sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal”.  Hanya dengan akallah semua ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah dan terpercaya. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indra dalam memperoleh pengetahuan; pengalaman indra diperlukan untuk merangsang akal manusia dan memberikan bahan- bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja dengan baik.Akan tetapi akal dapat juga menghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan indrawi sama sekali. Jadi akal dapat juga menghasilkan pengetahuan tentang objek yang benar- benar abstrak, dengan kata lain aliran rasionalisme mendewakan akal pikiran manusia.
Rene Deskcrates menegaskan dalam buku Discourse de la Methode (1637):” perlu adanya metode yang jitu sebagai dasar kokoh sebagai dasar pengetahuan, yaitu dengan cara menyangsikan segalanya, secara metodis”. Akan tetapi hanya satu hal yang tidak dapat diragukan yaitu :” saya ragu- ragu”. Ini bukan khayalan tetapi kenyataan bahwa “ aku ragu – ragu”. Jika menyangsikan sesuatu, aku menyadari bahwa aku menyangsikan adanya. Bahasa yang digunakan Descrates “ Cogito Ergo Sum” : Aku berpikir (=menyadari ), maka aku ada. Itulah kebenaran yang tidak bisa disangkal lagi.
Descrates menerima 3 realitas atau substansi bawaan yang sudah ada sejak lahir, yaitu: 1). realitas pikiran (res cogitan), 2). Realitas perluasan (res extensa “extention”) atau materi, dan 3). Tuhan (sebagai wujud yang seluruhnya sempurna). Pikiran sesungguhnya adalah kesadaran, tidak dapat dibagi – bagi secara parsial menjadi bagian yang lebih kecil. Materi adalah keluasan mengambil tempat dan dapat dibagi – bagi dan tak memiliki kesadaran, kedua substansi itu berasal dari Tuhan. Descrates adalah seorang dualis yang menerapkan pembagian tegas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas. Manusia memiliki keduanya, sedangkan binatang hanya memiliki realitas keluasan, manusia memiliki badan sebagaimana binatang, dan memiliki pikiran sebagaimana malaikat. Binatang diibaratkan mesin mekanistik sedangkan manusia diibaratkan mesin otomat yang sempurna karena dari pikirannya. Mesin otomat zaman kontemporer saat ini adalah komputer yang tampak memiliki kecerdasan buatan.

Rene Descrates disebut sebagai bapak filsafat modern, ia ahli dalam bidang ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Kemunculan rasionalisme sekaligus menandakan munculnya humanisme yaitu pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Inilah zaman humanisme. Munculnya rasionalisme bisa dianggap sebagai awal perkembangan manusia modern yaitu manusia yang berpikir secara rasional, yang tidak percaya adanya takhayul, mitos dan khayalan – khayalan yang tidak masuk akal, secara otomatis paham rasionalisme yang tidak sesuai akal budhi manusia akan terdepak dari pikiran manusia itu sendiri. Logika adalah ajaran mendasar rasionalisme pemikiran yang abstrak belum jelas dan terang dapat mencapai kebenaran yang fundamental seperti yang terdapat dalam ilmu pasti (matematika) dan ilmu logika.
Disisi lain ada yang menentang adanya aliran rasionalisme yaitu kelas empirisme, yang menyatakan bahwa: “sumber pengetahuan berasal dari pengalaman, bukan dari rasio”. Dengan kata lain empirisme menekankan bahwa tidak ada pengetahuan yang masuk pikiran manusia kecuali manusia itu sendiri mengalami dan mengamati dengan indrawinya. Kedua filsafat ini saling bertentangan dan berjalan pada pemikirannya masing – masing. Hingga akhirnya munculah pemikiran Renaissance sampai pada penyempurnaanya, yaitu tercapainya kedewasaan pemikiran, terdapat keseragaman mengenai sumber pengetahuan yang secara alamiah yang dapat dipakai manusia yaitu melalui akal dan pengalaman.
Kelebihan rasionalisme adalah dalam hal menalar dan menjelaskan pemahaman- pemahaman yang rumit, rasionalisme memberikan kontribusi kepada mereka yang tertarik menggeluti masalah – masalah filosofi. Namun disini tetap ada kekurangan dari rasionalisme tidak semua manusia yang mampu dan mau berpikir radikal atau pemikir jelas hal ini tidak bisa di generalisasikan untuk semua manusia, karena setiap manusia tidaklah sama dilahirkannya. Rasionalisme memahami objek diluar cakupan rasionalitas sehingga titik kelemahan tersebut mengundan kritikan yang sangat tajam, sekaligus memulai permusuhan sesama pemikir filsafat seperti mulai bermunculan aliran empirisme, kritisme dan positivisme yang kurang setuju dengan pemikiran filosofis yang subjektif tersebut.

Sumber: Sholihin. 2006. Perkembangan pemikiran filsafat dari klasik hingga modern. Bandung: Pustaka Setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alat Peraga Matematika Sederhana 1

Alat Peraga Matematika Sederhana Terkadang guru dalam kelas bingung membuat alat peraga matematika yang cocok dengan pembelajaran di ...