Kamis, 23 Oktober 2014

OBROLAN FISAFAT ILMU DENGAN BAPAK PROF. MARSIGIT (REFLEKSI 17 OKT 2014 / PUKUL: 10.00-11.40)



OBROLAN FISAFAT ILMU DENGAN BAPAK PROF. MARSIGIT
(REFLEKSI 17 OKT 2014 / PUKUL: 10.00-11.40)

Prof. Marsigit : Silahkan spontan apa yang anda ingin tanyakan seputar filsafat
                          Singkat dan tidak terlalu panjang.

Lidrawati             : Mengapa pendekatan saintifik dapat mereduksi nilai- nilai        spiritual kita?
Prof. Marsigit     : Dapat ditinjau dari kerangka umum, tetapi dapat ditinjau  dari subtansinya, kerangka umum dapat saya gambarkan jikalau metode saintifik itu dari paradigmanya kaum positivisme yang dipelopori oleh Aguste Comte, dimana ia meletakkan spiritualitas ada dibawah masalahnya, dan dia mempunyai paradigma untuk menggapai masyarakat harus punya jiwa positif, jiwa positif itulah yang disebut saintifik, jadi untuk mengeksplor dunia tiada batas hasilnya nya pun tiada batas, jika saintifik berasal dari sini jelas bahwa positif spiritulaitas itu sudah terpinggirkan sejak Aguste Comte, bukan hanya mereduksi tetapi juga bermasalah, jadi genderang terangnya saintifik  terhadap spiritualnya itu sudah dimulai sejak 2 abad yang lalu (sejak zaman Aguste Comte),  hanya masalahnya seberapa jauh kita menyadarinya. 

Nurhayati            : Bagaimana kita mengetahui yang terbaik untuk kita?
Prof. Marsigit    :Secara filsafati  indikatornya ialah anda berada dalam ruang dan waktu yang tepat  dalam keadaan berdo'a itulah yang terbaik, maka sebenar2 hidup berjuang dalam        ruang dan waktu yang tepat. Harapannya kita mempunyai keterampilan menembus ruang dan waktu, ketika tiba solat jum’at waktunya sholat segera dikerjakan tetapi jika masih mengabaikannya berarti tidak bisa memahami ruang dan waktu.

Riztu                  : Mungkinkah filsafat orang lain menjadi filsafatku?
Prof. Marsigit  : Segala yang ada dan mungkin ada itu adalah filsafat orang lain, tetapi kalau anda hanyamengikuti saja pikiran orang lain tanpa berfikir kritis, maka anda akan tertimpa bayangannya, bisa menjatuhkan sifat diri kita yang pada akhirnya anda menjadi manusia yang tidak tanggap terhadap suatu permasalahan. 



La Ode            : Bagaimana menjembatani perbedaan setiap orang?
Prof. Marsigit : Dari sisi filsafat jangankan orang yang satu dengan orang yang lain, sedangkan  aku pun berbeda – beda dari sisi waktu ke waktu yang lain, karena apa? Karena aku sensitif terhadap ruang dan waktu, maka ketika aku di dunia tidak berlaku aku dengan aku, aku dengan aku hanya ada di andaikan atau di akherat, maka sifat didunia itu kontradiksi, karena predikat tidak sama dengan subyeknya. Untuk menjembataninya dengan metode sintetik aposteriori untuk urusan dunia, dan untuk urusan logika dan pemikiran analitik menurut Immanuel Kant mengunakan metode sintetik apriori, jembatannya silahkan dialami setelah dialami dipikirkan setelah memperoleh pengetahuannya gunakan pengetahuan itu untuk mencari pengalaman demikian seterusnya itulah heurmenetika, itulah diri kita yang tidak pernah diam selama kita masih hidup pasti selalu akan terjadi seperti itu sangat intensif, sangat tepat dan sangat halus, kita tidak menyadarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alat Peraga Matematika Sederhana 1

Alat Peraga Matematika Sederhana Terkadang guru dalam kelas bingung membuat alat peraga matematika yang cocok dengan pembelajaran di ...