AJAKAN PARA SPIRITUALIS UNTUK TURUN KE LEMBAH DUNIA FILSAFAT
(REFLEKSI 24 OKTOBER 2014 PUKUL 10.00 - 11.40)
Filsafat itu
adalah olah pikir, karena olah pikir maka kebenarannya tergantung siapa yang
berpikir, artinya ada kebenaran subyektif dengan dilihat siapa subyektifnya. Maka
kriterianya atau indikatornya atau tolak ukurnya sesuai dengan dimensinya,
kalau spiritualitas terukurnya dalil- dalil yang tercantum dalam Alquran dan
sunnah Rosul /Hadis. Jika statistik terukurnya validitas dan reliabelitas, baik
validitas konstruk, validitas isi,dan validitas logis. Dalam filsafat
terukurnya ialah pikiran para filsuf
karena pikiran para filsuf jika dilihat dari sisi spiritualisme maka
bisa jadi tak punya makna sama sekali, jadi ini ajakan bagi para spiritualis kalau
anda mengukurnya dari segi spiritualis maka tidak mengena, spiritualisnya
implisit terkandung dalam dalamnya, maka
para spiritualis yang masih ada di menara gading sana turun ke lembah dunianya filsafat,
sementara filsafat naik ke dunia spiritual itulah faktanya karena sensitifitas terhadap ruang dan waktu,
karena berusaha turun sama saja pikiran anda ketika anda bergaul dengan siswa
anda di SMP jika anda tetap di menara
gading pikiran orang dewasa maka menjadi musibah bagi anak SD maupun SMP
sehingga kitaperlu turun gunung ke lembah dunianya anak SD maupun SMP, itulah
keterukurannya maka tiadalah orang dikatakan berfilsafat kalau tidak merefer
pikiran para filsuf, padahal pikiran para filsuf itu jika dinilai dari segi
spiritualnya tidak punya nilai apa- apa, hidup itu adalah pilihan , dalam
belajar filsafat ini memang pikiran anda dibikin berantakan supaya egonya
lurus. Dan awal filsafat dari yang ada maupun yang mungkin ada dunia itu persis
apa yang kita pikirkan, sehingga kita bisa membangun dunia dengan pikiran kita.